Minggu, 09 November 2008

November 10, 2008

Sepanjang perjalanan pulang dari Sawangan aku tidak habis berpikir… Semua orang bangga dengan adikku (no.3) yang hebat. Adikku yang keempat pun begitu pula, ‘Saya bangga mempunyai kakak yang hebat…’
Seharusnya… aku juga bangga akan hal itu. Punya adik yang hebat. Tapi… apa untungnya itu buatku? Aku hanya menjadi karyawan baginya, sementara ia dikelilingi oleh parasit-parasit yang membuatku muak.
Aku, dan adikku yang no. 4, selalu berusaha menjaganya dari gigitan parasit-parasit sombong itu. Tapi sayangnya… adikku tidak menyadari bahwa kami melindunginya. Dan itu membuatku merasa kerdil di hadapannya, di hadapan mereka pula.
Dulu….
Aku pernah merasa bangga akan diriku. Merasa besar…. Walaupun berada dikumpulan pohon-pohon kecil. Tapi kini, justru aku jadi merasa kerdil dan tidak berarti apa-apa di antara pohon-pohon besar. Dan itu yang kini membuatku berada pada titik jenuh. Titik di mana aku sudah tidak sanggup lagi memberikan kontribusi terbaikku untuk adikku yang hebat itu.
Hanya motivasinya yang tidak pernah henti itulah yang terus membuatku bertahan untuk tetap berada di hutan belantara besar.
Aku sadar…
Aku paham…
Ia pun ingin aku bisa menjadi besar dan hebat sepertinya…

Akhirnya... harus ku akui..
Satu kalimat untukmu ‘dik…
Aku pun bangga padamu!

0 komentar: